Rabu, 18 Januari 2017

Tugas Tehnik Shot Kamera 19Jan2017

1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam teknik shot / pengambilan gambar dengan kamera (minimal 12 macam) ?
 JAWAB :

1. EWS (Extreme Wide Shot)
Extreme wide shot merupakan tipe shot yang digunakan untuk menunjukkan sebuah lingkungan dimana subyek film berada. Tipe shot ini seringkali dipakai untuk membangun suasana sebuah adegan, subyek film terkadang hampir tak tampak dalam visual karena penggunaan sudut pandang lebar yang ekstrim.Tipe shot EWS juga sering digunakan dalam film kolosal yang melibatkan ribuan subyek, dengan menggunakan tipe shot ini jumlah pasukan skala besar dan megah dapat digambarkan secara sempurna.
2. Very Wide Shot (VWS)
Very Wide Shot merupakan tipe shot sangat luas, namun secara visual lebih sempit jika dibandingkan dengan tipe Extreme wide shot. 
Pengambilan gambar dengan tipe Very Wide Shot ini masih sangat memungkinkan untuk mengambil banyak subyek dalam sebuah frame. Meskipun subjek film sudah dapat terlihat dengan shot ini, tetapi belum ada penekanan, karena tipe shot ini masih dalam rangka membangun suasana lingkungan dimana subyek film berada.
3. Wide Shot (WS)
Dalam tipe Wide Shot, subjek sudah dapat diidentifikasikan dengan jelas karena telah memenuhi frame gambar meski terdapat jarak diatas kepala dan dibawah kaki. Penggunaan jarak diatas dan dibawah subyek tersebut digunakan untuk “ruang aman” agar lebih nyaman untuk dilihat.
Tipe Wide Shot di beberapa lingkungan produksi juga sering disebut Long Shot, Full Shot dan Total Shot, dimana subyek ditampilkan secara keseluruhan.
4. Mid Shot (MS)
Mid Shot atau sering disebut juga sebagai Medium Shot merupakan tipe shot yang menunjukkan beberapa bagian dari subjek secara lebih rinci, pada subyek manusia tipe shot ini akan menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala.
Tipe Mid Shot masih memiliki ruang untuk memberi keleluasaan subyek dalam bergerak, tipe shot ini sering juga digunakan sebagai permulaan pengambilan gambar sebelum kameraman mengambil gambar lebih dekat untuk mengekpose reaksi dan emosi subyek.
Bagi penonton tipe shot ini masih dirasakan seolah-olah mereka sedang melihat seluruh subjek. Tipe shot ini sering digunakan saat subyek berbicara untuk memberi informasi, misalnya pada waktu wawancara, pengambilan gambar presenter televisi maupun saat dialog dalam film fiksi.
5. Medium Close Up (MCU)
Medium Close Up merupakan jenis shot untuk menunjukkan wajah subyek agar lebih jelas dengan ukuran shot sebatas dada hingga kepala.
Ekpresi wajah dari tipe shot ini sudah bisa ditangkap melalui frame kamera.
6. Close Up (CU)
Tipe shot Close Up sering digunakan untuk menekankan keadaan emosional subyek. Tipe shot ini biasanya mengambil subyek manusia hanya bagian kepala saja. Close up juga berguna untuk menampilkan detail dan dapat digunakan sebagai cut-in.
Wide Shot dan Mid Shot biasa digunakan untuk memberikan fakta-fakta dan informasi umum, sedangkan pengambilan gambar dengan tipe close up dapat digunakan untuk merekam ekspresi wajah subyek lebih mendalam, sehingga penonton dapat turut merasakan emosi yang diutarakan oleh subyek.
7. Extreme Close Up (ECU, XCU)
ECU (juga dikenal sebagai XCU) merupakan tipe shot untuk menampilkan detail obyek, misalnya mata, hidung, atau telinga.
Melakukan pengambilan gambar dengan Extreme Close Up perlu pertimbangan khusus, hal ini jarang sekali dilakukan apabila tidak ada alasan yang kuat
8. Cut-In (CI)
Cut-In adalah tipe shot yang diambil secara khusus dengan menunjukkan beberapa bagian dari subjek secara rinci.Hal ini biasanya digunakan untuk menekankan emosi subyek, misalnya gerakan tangan, gerakan kaki, atau yang lainnya sehingga bisa menunjukkan antusiasme, agitasi, kegelisahan, atau apapun yang dialami subyek.
9. Cutaway (CA)
Cutaway adalah jenis shot yang digunakan untuk membangun situasi, subjek bisa berbeda, misalnya hewan kesayangan milik subyek, bagian yang berbeda dari subjek misalnya properti milik subyek, atau apa pun.Cutaway ini bisa digunakan sebagai penguat suasana shot dan menambah informasi tertentu tentang subyek melalui bahasa visual.
10. Two Shot
Two Shot merupakan tipe shot yang menampilkan dua orang dalam satu frame kamera, tipe shot ini dapat digunakan untuk membangun hubungan antara subjek satu dengan lainnya, masing-masing subyek dapat saling berinteraksi dan terlibat dalam gerakan atau tindakan dalam pengambilan gambar.
Tipe shot ini juga sering digunakan ketika dua presenter sedang membawakan acara ataupun memperkenalkan dua orang secara bersamaan.
11. Over the Shoulder Shot (OSS)
Over the Shoulder Shot merupakan tipe shot yang dilakuakan untuk dua subyek, namun pengambilan gambar dilakuakan dari belakang bahu salah satu subyek. Orang yang dihadapi subjek biasanya harus menempati sekitar 1/3 frame.
Tipe shot ini biasa digunakan dalam sebuah percakapan dua subyek, Framing gambar bisa dilakukan bergantian sehingga visual dapat terlihat dinamis.
12. Noddy Shot
Noddy Shot biasanya digunakan dalam wawancara maupun dialog.
13. Point-of-View Shot (POV)
Point-of-view shot  adalah tipe shot yang menunjukkan sesuatu dari sudut pandang subjek, dalam hal ini fungsi kamera sebagai mata subjek.
14. Weather Shot
Weather Shot merupakan tipe shot yang menjelaskan tentang cuaca dimana subyek berada.
Shot-shot cuaca biasanya juga dapat digunakan untuk mewakili suasana hati subyek
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam pergerakan kamera untuk pembuatan film/video (minimal 5 macam) ?

JAWAB :

1. Zoom
Zoom/zooming merupakan gerakan paling dasar, yakni dengan cara mendekati atau menjauhi obyek secara optik dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar, atau sebaliknya. Gambar yang dihasilkan dari gerakan ini adalah subyek seolah-olah mendekat (Zoom in) dan subyek seolah-olah menjauh (Zoom out).
Perubahan ukuran subyek secara visual akan terjadi pada satu frame, misalanya dari Long Shot menjadi Medium Shot atau yang lainnya. Aktivitas ini dapat dilakukan dengan posisi kamera tetap diam maupun dikombinasi dengan gerakan kamera lainnya.
Melakukan zoom in biasa digunakan untuk memperjelas sesuatu hal yang lebih penting, baik pada subyek maupun sebuah kejadian. Pandangan yang semula mempunyai banyak subyek dapat dikerucutkan menjadi satu atau beberapa subyek saja. Sedangkan zoom out lebih banyak dilakukan untuk menarik penonton agar mengetahui ruang dimana subyek berada, juga untuk menunjukkan ada banyak hal penting yang juga bisa dilihat disekitar subyek.
Untuk banyak adegan, penggunaan zoom tidak begitu efektif digunakan. Penggunaan Cut-to Cut saat editing dapat mempersingkat durasi meski apa yang ingin disampaikan lewat gambar adalah sama.
2. Dolly
Dolly (Track) adalah pengambilan gambar mendekati atau menjauhi subyek dengan menggerakkan kamera di atas tripot atau dolly. Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya kamera lebih dapat dirasakan seolah-olah menjadi mata penonton, gerakan kamera dapat mewakili gerakan penonton sehingga mereka dapat dibawa ikut terlibat dalam sebuah peristiwa film.
Dolly in atau kamera mendekati subyek, biasanya digunakan untuk membawa perasaan penonton untuk lebih berani, kuat, dan siap menghadapi tantangan. Sedangkan Dolly out (menjauhi subyek) bisa digunakan untuk mewakili perasaan kecewa, takut, dan merasa inferior.
Sebagaimana penggunaan zoom in, gerakan Dolly in yang mendekati subyek dapat membawa penonton pada satu titik pusat perhatian, perasaan tegang dan membangun rasa keingintahuan. Sedangkan proses pelepasan ketegangan dapat dilakukan dengan dolly out.
3. Pan 
Pan/Panning merupakan gerakan kamera menoleh kekiri (Pan left) dan kekanan (Pan right). Ada banyak fungsi dalam shot ketika melakukan paning meski pada prinsipnya dengan menggunakan gerakan yang sama.
Gerakan pan yang sering digunakan dalam pengambilan gambar secara umum adalah Follow pan, yakni gerakan kamera mengikuti subyek bergerak (travelling), hal ini biasanya untuk mempertahankan komposisi visual agar tetap proporsional dalam frame, memberi head space maupun walking space sehingga subyek tidak terpotong saat melakukan gerakkan tertentu..
Gerakan paning juga dapat dilakukan untuk pengambilan gambar pada obyek yang tak bergerak, misalkan kondisi ruangan, foto-foto yang berjajar di dinding, suasana kota atau yang lainnya. Hal ini untuk membangun suasana lingkungan dimana subyek berada sekaligus menciptakan interaksi visual antara subyek dengan lingkungannya (survening pan).
Interupted pan juga merupakan salah satu gerakan kamera jenis pan. Teknik ini digunakan saat ingin menghubungkan dua subyek yang berbeda dalam satu shot. Misalnya, awal shot melakukan follow pan pada satu subyek yang berjalan di pertokoan, kamera tiba-tiba berhenti dan fokus melakukan follow pan pada sosok anak kecil yang mencoba mencuri salah satu makanan dalam toko tersebut. Contoh lain misalnya ketika sebuah adegan dimana subyek meninggalkan ruang, kamera bergerak ke arah handphone yang ketinggalan di meja.
Gerakan paning juga bisa digunakan untuk transisi antara dua shot, istilah yang populer digunakan adalah whipe pan, yakni melakukan gerakan paning secara cepat antara shot satu dengan lainnya. Penggunaan transisi ini dapat menciptakan gambar yang lebih dinamis dan mempersingkat waktu dalam sebuah kejadian yang memiliki hubungan sebab akibat.
4. Crab
Crab/crabing adalah gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subyek yang sedang berjalan. Gerakan crab hampir sama dengan Dolly, perbedaanya hanya pada arah gerakan kameraJika Dolly bergerak maju mundur maka crab bergerak kekiri (Crab left) dan kekanan (Crab right). 
5. Tilt 
Tilt/Tilting adalah gerakan kamera secara vertical, mendongak dari bawah ke atas (Tilt up) maupun dari atas ke bawah (Tilt down). Gerakan tilting banyak digunakan untuk menggiring mata penonton pada aktivitas tertentu pada subyek, misalnya shot dimulai dengan wajah perempuan menangis menunduk kebawah, kamera melakukan tilt down, dan shot berakhir pada jemarinya yang bergetar sedang membaca/membalas sms dari seseorang, mungkin sedang diputus pacarnya.
Proses sebab-akibat dapat diciptakan dengan tilting, pada adegan diatas sebenarnya juga bisa saja dibalik dengan melakukan tilt up, yakni dimulai dari shot jemari bergetar menulis sms, kemudian tilt up pada wajah yang menangis

Rabu, 04 Januari 2017

jawabannya vista aprillia

TUGAS!!
1. Ada berapa metode untuk mengembangkan gagasan menjadi konsep produk ?
ANSWER : 8
2. Bagaimana cara mengembangkan gagasan menjadi konsep produk/layanan ?
1)    Pemunculan gagasan (idea generation)
Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.
2)    Penyaringan gagasan (idea screening)
Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
3)    Pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing)
Suatu ide atau gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi beberapa alternatif konsep produk. Dalam hal ini, konsep produk berbeda dengan gagasan produk dan citra produk. Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi kemungkinan produk yang oleh perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar. Suatu konsep produk adalah versi terinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah konsumen yang punya arti. Sedangkan suatu citra produk (image) adalah gambaran khusus yang diperoleh dari produk nyata atau calon produk.
4)    Pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development)
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.
5)    Analisis usaha (business analysis)
Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu. Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.
6)    Pengembangan produk (product development)
Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Bagian riset dan pengembangan membuat satu atau beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk agar bisa menemukan sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi dengan biaya produksi yang telah dianggarkan.
7)    Pengujian pasar (market testing)
Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasarnya.
8)    Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana.
3. Apakah yang disebut visualisasi konsep ?
ANSWER : Kemampuan membuat konsep sebuah desain dan kemudian memvisualisasikannya sehingga menjadi menjadi karya desain yang utuh
4. Bagaimana cara merencanakan visualisasi konsep ?
ANSWER :
1. Konsep
Biasanya berawal dari sebuah pemikiran yang akan menentukan output dari desain yang akan dibuat. Konsep ini tidak selamanya harus berasal dari seorang desainer, tapi bisa dari pihak-pihak lain seperti klien atau mungkin pihak-pihak lain.
Disinilah tugas seorang desainer grafis untuk mampu menterjemahkan dan menuangkan konsep yang ada kedalam sebuah bentuk visual.
2. Media
Agar dapat mencapai target audience yang dituju sebuah hasil desain harus dapat divisualisasikan kedalam sebuah bentuk media yang tepat. Karena setiap media memiliki segmentasi konsumen yang berbeda-beda.
Beberapa jenis media yang dapat dipergunakan untuk memvisualisasikan hasil desain antara lain; media cetak, media elektronik, media luar ruang dll.
3. Ide
Untuk mendapatkan sebuah ide yang kreatif seorang desainer grafis memerlukan studi banding, wawasan yang cukup luas, diskusi dengan klien dan lain sebagainya.
Tidak ada pakem yang mengharuskan sebuah desain, justru ide yang unik dan nyeleneh terkadang semakin menarik perhatian konsumen.
4. Data
Persiapan data mutlak diperlukan dalam membuat sebuah karya desain. Data yang dimaksud disini bisa berupa gambar, photo, teks, bingkai dan lain sebagainya yang nantinya akan kita rangkai kedalam sebuah karya desain.
5. Visualisasi
Yang dimaksud dengan visualisasi disini adalah sebuah penjabaran yang berawal dari sebuah konsep kedalam bentuk visual. Visualisasi sangat erat kaitannya dengan pemilihan warna, layout, dan finishing. Hasil akhir yang didapat dari proses ini adalah sebuah visualisasi desain yang sesuai dengan kemauan klien.
6. Produksi
Setelah visualisasi desain selesai dan disetujui oleh klien, maka proses terakhir yang diperlukan adalah proses produksi. Tujuannya adalah agar hasil visualisasi tersebut dapat dipergunakan sebagaimana tujuan awalnya. Apakah sebagai media cetak, media elektronik atau media luar ruang.
Proses produksi memang tidak dilakukan oleh seorang desainer, tetapi seorang desainer yang baik diharuskan untuk memahami sebuah proses produksi. Agar hasil visualisasinya sesuai dengan apa yang diinginkan.
5. Apakah yang disebut sinopsis ?
ANSWER : ringkasan atau garis besar naskah yang menggambarkan isi dari suatu film atau pementasan yang dilakukan baik secara konkrit maupun secara abstrak. Sebagai pembuka/ prolog atau epilog dari naskah yang akan dipentaskan. Membuat gambaran jelas secara sederhana tentang urutan cerita dalam naskah.
6. Apakah yang disebut naskah ?
 bahan untuk menuliskan teks.Semua tulisan tangan disebut naskah (handschrift disingkat hs, jamaknya hss; atau manuscript disingkat ma, jamaknya mss). Naskah Jawa kuna ditulis dalam karas  semacam papan atau batu yang diduga oleh Robson hanya dipakai untuk sementara kemudian disalin ke dalam lontar; naskah Jawa umumnya ditulis dalam lontar atau dluwang, yaitu kertas dari kulit kayu, naskah Bali dan Lombok menggunakan lontar, naskah Batak memakai kulit kayu, bambu atau rotan. Abad 18 mulai dipakai kertas Eropa.
7. Apakah yang disebut storyboard ?
Storyboard adalah visualisasi ide dari aplikasi yang akan dibangun, sehingga dapat memberikan gambaran dari aplikasi yang akan dihasilkan. Storyboard dapat dikatakan juga visual script yang akan dijadikan outline dari sebuah proyek, ditampilkan shot by shot yang biasa disebut dengan istilah scene. Storyboard sekarang lebih banyak digunakan untuk membuat kerangka pembuatan website dan proyek media interaktif lainnya seperti iklan, film pendek, games, media pembelajaran interaktif ketika dalam tahap perancangan /desain
8. Bagaimana cara menyusun sinopsis ?
1. Membaca dengan seksama karya yang akan dibuat sinopsis
2. Ambil intisari (extract/substance) karya yang dibaca untuk dijadikan inti ringkasan
3. Tulis dengan bahasa yang mengalir (khas Anda) seperti sedang mendongeng
4. Menulis sinopsis adalah melakukan retold (menceritakan kembali)
5. Sinopsis sebuah buku idealnya antara 500 – 1.000 kata roman, komedi, criminal, horror dan sebagainya (Jangan bertele-tele)
6. Perlu ilustrasi (cover buku)
7. Dipublikasi di media-massa / untuk umum
8. Tidak mencantumkan biodata penulis
9. Sinopsis bukan resensi
Sedangkan kalau berdasarkan ide itu, langkahnya seperti ini :
1. Menulis plot-plot ide/gagasan yang akan ditulis sebagai selling-point
2. Tegaskan, target – sasaran ide
3. Tulis dengan gaya tulisan Promosi yang bersifat merayu agar pihak penerbit /produser tertarik membelinya untuk diterbitkan/ diproduksi
4. Tonjolkan dengan jelas, apa yang akan dijual: cinta, parodi, satire, roman, komedi, criminal, horror dan sebagainya
5. Panjang sinopsis 750 – 1.500 kata
6. Tulisan dibuka dengan trigger – sebagai daya tarik
7. Mencantumkan biodata penulis/pengarang sebagai selling point
8. Sinopsis ini sebagai cikal bakal karya yang akan ditulis/dikembangkan
9. Bagaimana cara menyusun naskah ?
  Untuk menulis sebuah drama dan Sebuah karya dikatakan kreatif jika seorang penulis memiliki hal hal berikut:

  1.  Merasakan
  2.  Menghayati
  3.  Mengejewantahkan ( menjelmakan, mewujudkan, melaksanakan, memanifestasikan suatu posisi, sikap,         pendirian)
  4. Memberi bentuk
      Beberapa hal yang perlu diperperhatikan ketika dalam pembuatan Naskah drama:

  1. Menentukan tema
  2. Mendata satuan peristiwa
  3. Menyusun sinopsis/kerangka 
  4. Mengembangkan sinopsis menjadi naskah satu babak
Menciptakan naskah berbobot
      Naskah drama dapat dikategorikan berbobot jika naskah drama tersebut ditulis dengan dilandasi proses penciptaan seperti

  • menampilkan gagasan baru melalui pemikiran,imajinatif,merasakan,mengahayal
10. Bagaimana cara menyusun storyboard ?

  1. jalan cerita
  2. desain
  3. sentuhan akhir

11. Lakukan download contoh sinopsis minimal 3 ?

  1. sinopsi 1
  2. sinopsis 2
  3. sinopsis 3
12. Lakukan download contoh naskah minimal 3 ?

  1. naskah 1
  2. naskah 2
  3. naskah 3
13. Lakukan download contoh storyboard minimal 3 ?

  1. storyboard 1
  2. storyboard 2
  3. storyboard 3
14. Buatlah konsep gagasan untuk visualisasi konsep dalam rangka “Bersikap menjadi Pelajar SMK yang baik, disiplin dan berbudi luhur” !

  1. datang tepat waktu
  2. mendengarkan guru dengan baik
  3. rajin mengerjakan tugas,pr,dll
  4. memakai seragam sesuai aturan
  5. tidak melanggar peratura